Mudah Marah Saat Diet

Untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal, tentu saja ada banyak cara yang bisa kita lakukan. Namun, dari semua cara tersebut, ada satu yang paling sering digunakan dan terbilang cukup efektif dalam menurunkan berat badan, yaitu diet.

Namun, ketika melakukan diet tentu saja akan ada perubahan-perubahan kondisi dan reaksi pada tubuh. Hal itu dikarenakan terjadinya perubahan hormonal akibat jadwal makan yang berubah. Perubahan kondisi itu sifatnya sementara karena tubuh sedang menyesuaikan dengan pola hidup yang baru.

Ada satu kondisi yang biasa dan cukup sering muncul ketika seseorang sedang dalam proses penurunan berat badan, yaitu emosional yang tidak teratur sehingga membuatnya mudah emosi. Bagi pelaku diet yang sudah berpengalaman, pasti sudah mengalami hal ini dan bisa mengatasinya dengan mudah.

Banyak orang yang menjadi lekas marah, kesal, atau bertindak negatif ketika mereka lapar–sebuah pengalaman yang biasanya disebut dengan “hangry”. Hangry sendiri terjadi karena adanya pengaruh fisiologis yang sifatnya temporer. Di mana, ada sejumlah hormon emosional yang memuncak ketika perut sedang lapar. Tapi, sebenarnya hormon itu bisa ditekan dengan beberapa cara seperti mendengarkan musik, pijat, berkebun, menulis, dan aktivitas menyenangkan lainnya.

Lapar itu sendiri dapat memengaruhi suasana hati. Ini mungkin terjadi karena lapar mengaktifkan sistem tubuh seperti sistem saraf otonom dan hormon yang juga mengatur emosi. Hasilnya adalah rasa lapar, terutama pada intensitas yang lebih besar, dapat membuat kita merasa lebih tegang, tidak enak dan siap untuk beraksi yang disebabkan oleh hormon-hormon tersebut.

Selain itu, otak menggunakan energi besar dari kalori, dan sumber favortinya adalah karbohidrat. Semakin rendah karbo yang kita konsumsi, semakin sedikit pula serotonin yang dihasilkan oleh otak, membuat kita semakin moody, dan ingin makan terus. Karena jika otak kekurangan makronutrien penting, hormon-hormon kita akan mensinyalkan apapun agar kita mengisi bahan bakar dengan mengkonsumsi karbohidrat, sehingga kita merasa stres dan cemas. Jika kita mengacuhkannya, otak akan melepas hormon yang meningkatkan agresi dan rasa marah, serta hasrat makan yang lebih kuat.

Related posts

Leave your comment Required fields are marked *