Setiap orang pasti ingin memiliki berat dan bentuk badan yang ideal, karena alasan kesehatan maupun estetika. Oleh karena itu, wajar kalau kita melakukan penyesuaian pola makan dan aktivitas demi meningkatkan atau menurunkan berat badan agar mencapai berat ideal, seperti dengan melakukan diet. Namun, jika terjadi penurunan berat badan yang tidak di inginkan dan terlalu berlebihan ternyata bisa menjadi pertanda adanya penyakit tertentu yang mungkin berbahaya.
Jenis penurunan berat badan dapat dibagi menjadi dua, yaitu yang direncanakan dan tidak direncanakan. Penurunan berat badan yang direncanakan merupakan penurunan yang terjadi pada orang yang memang sengaja mengatur pola makan dan aktivitas fisik. Pada kondisi ini, penurunan berat badan yang terjadi sifatnya wajar dan pada umumnya tidak menyebabkan penyakit berbahaya yang mendasari. Kecuali jika melakukannya dengan ekstrim, justru akan berdampak buruk bagi kesehatan dan malah menjadi penyebab mengundang banyak penyakit. Namun jika aktivitas yang dilakukan sudah benar, maka penurunan berat badan yang terjadi adalah wajar.
Penurunan berat badan yang terjadi yang tidak direncanakan dan tidak dapat dijelaskan sebabnya adalah kondisi yang perlu diwaspadai. Dan pada kasus seperti ini sangat disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter.
Yang pertama adalah memastikan penurunan berat badan yang terjadi tidak terkait isolasi sosial, kemiskinan, maupun kesulitan akses makanan. Bila sudah dipastikan, kemudian pada nilai manakah terjadi peningkatan atau penurunan nafsu makan.
Orang dengan nafsu makan yang cenderung normal hingga tinggi, namun mengalami penurunan berat badan drastis, ada 3 kelainan utama yang perlu dipikirkan, yaitu:
1. Diabetes Mellitus (DM).
Pada kasus DM, penderita umumnya banyak makan (polifagia) dan banyak minum (polidipsia), namun berat badannya justru turun.
2. Hipertiroid.
Pada kasus ini, terjadi peningkatan pembakaran energi dalam tubuh (metabolisme) sehingga cadangan energi yang ada akan terpakai. Gejala yang menyertai antara lain berupa pembesaran gondok (tiroid) pada leher, banyak berkeringat, tidak tahan suhu panas, gemetaran (tremor), berdebar-debar, mata melotot, hingga sesak.
3. Gangguan Penyerapan Nutrisi pada Saluran Cerna (Malabsorpsi)
Zat nutrisi yang terganggu penyerapannya sangat bervariasi, bisa pada karbohidrat, lemak, maupun zat lainnya. Dampaknya, asupan makanan menjadi tidak bisa dipakai oleh tubuh.
Sementara itu, pada orang dengan penurunan berat badan drastis yang cenderung disertai penurunan nafsu makan, dapat dipikirkan 5 sebab utama, yaitu:
1. Infeksi
Banyak infeksi yang dapat menyebabkan penurunan berat badan. Umumnya, penurunan ini terjadi karena infeksi yang bersifat berat atau menahun (kronis). Contoh infeksi dalam konteks ini sangat bervariasi, mulai dari tuberkulosis (TB), kecacingan, hingga HIV. Gejala penyerta tentunya berbeda, tergantung dari jenis infeksi yang diderita, misalnya batuk-batuk berdahak kronis pada pasien TB.
2. Gangguan Pancaindera
Gangguan indera pengecapan atau penciuman dapat berkontribusi terhadap penurunan nafsu makan dan berujung pada penurunan berat badan.
3. Efek Samping Zat atau Obat
Orang yang menyalahgunakan narkoba dan psikotropika dan banyak minum minuman beralkohol, akan terlihat gejala penurunan berat badan. Sebagaian obat, yang dikonsumsi jangka panjang, dapat berkontribusi terhadap penurunan nafsu makan dan berat badan. Hal ini dapat terjadi bila obat tersebut menganggu saluran cerna atau memiliki efek samping menurunkan nafsu makan. Apabila terbukti, disarankan berkonsultasi dengan dokter untuk mencari jalan keluar terbaik, bisa berupa penyesuaian dosis, modifikasi cara pemberian obat, atau penggantian obat dengan alternatif lain.
4. Kanker
Kanker perlu dipikirkan, umumnya bila penurunan berat badan drastis namun tidak ditemukan tanda-tanda infeksi atau penyakit berat lainnya. Penurunan berat badan adalah gejala umum yang dapat terjadi pada pasien kanker jenis apapun.
5. Kelainan Saluran Cerna
Seseorang yang menderita penyakit saluran cerna, umumnya yang bersifat kronis, dapat memunculkan gejala penurunan berat badan. Umumnya, juga disertai dengan gejala seperti mual, nyeri perut, atau gangguan buang air besar. Contohnya adalah penyakit Crohn.
6. Gangguan Psikis
Tidak hanya raga, tetapi faktor jiwa seseorang juga perlu dipikirkan. Penurunan berat badan biasanya ditemukan pada orang-orang yang depresi berat atau penderita gangguan cemas. Orang-orang seperti ini tentunya memerlukan pertolongan. Bentuk lain yang dapat ditemukan adalah gangguan pola makan (eating disorder), misalnya anorexia nervosa dan bulimia nervosa.
7. Penyakit Jantung atau Paru yang Berat
Penyakit seperti gagal jantung dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) berat diketahui dapat berkaitan dengan penurunan berat badan yang terjadi tanpa diet.
Penurunan berat badan dapat terjadikarena banyak hal, ada yang bersifat wajar maupun tidak wajar. Penurunan berat badan yang drastis dan tidak direncanakan biasanya tergolong dalam penurunan yang tidak wajar, tentunya harus tidak terkait kemiskinan dan kesulitan memperoleh makanan. Beberapa penyakit dapat menyebabkan penurunan berat badan secara tidak wajar sehingga disarankan untuk konsultasi ke dokter bila merasa mengalami hal tersebut. Jika penurunan berat badan yang dialami termasuk kategori wajar, maka tidak perlu terlalu khawatir berlebihan.
Kunjungi media sosial kami :
ig @dtwo.official : https://bit.ly/2JCL6Qs
forum diskusi sahabat d-two : https://bit.ly/2FxJ0gw
fanpage dtwoofficial : https://bit.ly/2UXWUOw
youtube Official D-TWO : https://bit.ly/2Jyva1s